Rabu, 19 Februari 2014

Red Parrot

Memelihara ikan katanya menenangkan hati, kuputuskan membeli akuarium dan ornamennya seperti kincir air dan batu warna-warni. Akuarium harus dibersihkan dan dihidupkan penyaringnya terlebih dulu selama sehari sebelum dimasukan ikan. Begitu juga batu harus direndam semalaman sebelum dimasukan ke akuarim. Setelah melewati tahapan pilih memilih akhirnya diputuskan untuk memelihara ikan red parrot yang lucu. Harga ikan red parrot yang kecil sekitar 25 ribu sedang yang besar sekitar 45 ribu. Dengan pertimbangan harga aku membeli 8 ekor ikan red parrot yang masih kecil dan seekor ikan sapu-sapu. Ikan ini belum keliatan merah dan ukurannya separuh ukuran red parrot dewasa. Aku pikir masih anak ikan, masih harus dibesarkan 2 tahun lagi agar menjadi red parrot ukuran dewasa dan berwarna merah menyala. Baru beberapa hari merawat ternyata cukup membuat emosi. Wajah lucu ikan red parrot berbanding terbalik dengan kelakuannya, sehingga bukan menenangkan hati tapi cukup membuat emosi :) Sekitar 3 hari memelihara, ikan sapu-sapu mati dibuli. Diantara mereka sendiripun saling serang. Kelakuan red parrot mirip ikan cupang. Mungkin ikan-ikan itu bertarung pembagian wilayah (sok mengerti). Sebulan memelihara di akuarium terdapat banyak anak-anak ikan yang berukuran sebesar jentik-jentik nyamuk. Rasanya seperti tak percaya masa masih anak ikan kok sudah bisa bertelur? telurnya juga tidak keliatan tiba-tiba sudah menetas. Mulailah saat itu mengamati red parrot dengan seksama.




Sebulan kemudian red parrot bertelur lagi. Ada yang bertelur dibatu-batu, ada yang bertelur di dinding akuarium yang terbuat dari gabus yang diukir seperti dinding gua. Ternyata ikan yang selalu berdua adalah ikan jantan dan betina. Ikan jantan ukurannya lebih besar dan warnanya lebih muda. Ikan betina bentuknya lebih bulat terutama perutnya dan ketika ingin bertelur warnanya berubah menjadi oren. Di akuarium ada 5 ekor ikan betina dan 3 ekor ikan jantan, yang berpasangan ada 3 pasang, yang sendiri ada 2 ekor. Kedua ekor ikan betina yang sendiri tidak pernah akur, yang berpasangan juga bertengkar terus dengan pasangan lainnya, dua lawan dua. Ketika sudah bertelur red parrot galaknya luar biasa, apalagi setelah telur menetas. Ikan betina bertelur dulu baru dibuahi ikan jantan. setelah 3 hari telur menetas, induk langsung menyimpan anak ikan di batu-batu. Setelah 7 hari baru anak-anak ikan keluar. Karena ada 3 pasang yang bertelur banyak juga telur yang menetas. Telur-telur yang berwarna putih tidak menetas langsung dimakan oleh ikan jantan. Telur-telur yang berwarna gelap dan ada bintik hitam yang menetas. Awalnya anak ikan bentuknya seperti telur berekor, anak ikan banyak diam dan menempel dibatu. Setelah 7 hari baru keliatan bentuk dan matanya serta bergerak lincah.


Belajar dari pengalaman semua anak ikan mati pada usia 2 minggu maka rencananya anak ikan mau dipindahkan di tempat lain. Ternyata susah menangkap anak ikan yang sembunyi di batu-batu, hanya berhasil memindahkan 7 ekor anak ikan. Sebulan kemudian ikan bertelur lagi. Ni ikan rajin bertelur (sebulan sekali). Semua anak ikan yang tidak dipindahkan mati. 7 anak ikan yang dipindahkan masih hidup. Entah mati kenapa anak-anak ikan yang banyak itu. Penasaran juga, kena penyedot saringan tidak, kurang makan juga tidak. Mereka belum bisa makan pelet yang biasa dimakan induknya. Anak-anak ikan hanya makan lumut yang terdapat di batu karena dia akuarium tidak ada ikan sapu-sapu. Hipotesis sementara anak ikan mati karena induk ikan berebut anak. Walaupun sudah punya anak masing-masing, induknya sering merebut anak-anak ikan lain. Dugaan yang lain anak ikan mati karena dimakan ikan jantan. Tidak ada tanda-tanda penyebab matinya anak ikan, tiba-tiba anak ikan habis. Pada bulan kedua berhasil memindahkan sepuluh anak ikan yang tidak sampai 5 menit langsung mati dibuli anak ikan yang berumur sebulan. Niat beternak red parrot nampaknya agak susah karena bawaan lahir dari kecil sudah suka membuli. Kalau ingin beternak harus menyediakan banyak akuarium untuk masing-masing usia. Anehnya ditempat jualan red parrot dari red parrot yang kecil, red parrot ukuran sedang sampai yang besar ditempatkan dalam satu akuarium tapi akur-akur aja. Sepertinya pengamatan masih kurang. Masih penasaran anak ikan mati kenapa dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membesarkan anak red parrot menjadi red parrot dewasa.


BOA

Melihat foto-foto ular langsung jatuh cinta pada ular albino. Tanpa pikir panjang langsung pergi ke toko hewan. Harga anak ular albino yang panjangnya baru sejengkal yang entah apa jenisnya ternyata cukup mahal sekitar 2 juta rupiah. Gilaa… akhirnya tak jadi membeli albino karena belum pernah memelihara ular dengan pertimbangan takut ular mati. Pulang ke rumah dengan seekor boa berwarna coklat. Boa ini panjangnya sejengkal, kata yang jual umurnya sekitar 2-3 bulan tapi belum diketahui jenis kelaminnya. Boa yang dibeli dengan harga 700 ribu ini cukup jinak, suka menjilat-jilat dan membelit di tangan mirip gelang karena ularnya masih kecil. Seperti ular lainnya boa juga suka bersembunyi ditempat gelap sehingga di akuarium tempat tinggalnya perlu diletakkan tempat minuman yang dibawahnya terdapat rongga untuk tempat bersembunyi. Boa ini makannya tikus putih, Tiap minggu diberi dua ekor tikus putih yang masih kecil. Pernah tikus lagi habis tidak ada yang jual, boa diberi hamster, dia keliatan susah menelannya. Ketika makan jangan sekali-sekali mengganggu atau memasukkan tangan ke akuarium. Pernah ketika memberi tikus, ular tidak keluar dari tempat persembunyiannya. Dengan maksud memberi tau ular, adekku menggeser tempat persembunyiannya, tiba-tiba ular langsung menggigit. Untung ularnya tidak berbisa. Tempat minum harus diisi air karena setelah makan biasanya boa suka minum. Airnya jangan diisi penuh takut ketika boa bersembunyi dibawahnya, air tumpah. Boa suka rumah yang kering sehingga didasar akuarium bisa diberi alas koran. Seminggu sekali akuarium dibersihkan dan koran diganti agar ular sehat. Ular juga harus dimandikan biasanya dengan shampoo bayi yang tidak pedih dimata. Setelah selesai memandikan ular jangan lupa dijemur di bawah sinar matahari dengan cara ular dibiarkan membelit di tangan agar ular lebih jinak.

Jangan bingung jika ular tidak mau makan sama sekali. Jika sakit seperti muntah atau diare berikan obat yang sama seperti obat manusia. Ular juga tidak mau makan jika ingin berganti kulit. Tanda-tanda ular akan berganti kulit yaitu warna mata dan warna kulit lebih gelap. Pada saat ini ular tidak mau makan sama sekali. Setelah ganti kulit ular akan kelaparan baru diberikan makan. Makin sering dikasih makan makin sering ular berganti kulit. Makin besar ular, tikus putih yang diberikan juga makin besar ukurannya. Karena itu ular biasanya diberi makan kalau ular sudah lapar saja. Tanda-tanda ular kelaparan yaitu ular yang biasanya diam jarang bergerak, suka bersembunyi, dan sering tidur tiba-tiba mengetuk kaca atau berputar-putar mengelilingi akuarium. Pernah boa lepas, ni ular pasti kelaparan, mengetuk kaca sepanjang malam. Besoknya ketika akan memberi makan ternyata ular tidak ada dibalik tempat air tempat dia biasa bersembunyi. Pintu atas akuarium juga tidak terkunci. Jangan-jangan ketika diketuk kunci atas bergeser. Sempat bingung sehingga bongkar-bongkar barang sampai rumah berserak tidak ketemu juga. Sejak itu pintu rumah tidak pernah dibuka takut ular ke rumah tetangga. Sebulan kemudian tiba-tiba terbangun tengah malam karena botol-botol parfum berjatuhan. Mungkin boa keluar karena kelaparan. Mau nangkap boa takut, mana tau ularnya jadi galak karena sebulan tidak makan. Boa ternyata bersembunyi dibalik lemari buku. Pantas aja tidak keliatan, laci penuh buku tapi boa masih bisa menyelip dibelakang buku. Akhirnya boa bisa ditangkap setelah matanya ditutup kain, di masukkan kembali ke akuarium dan atas akuarium diberi benda berat jadi kalau kunci terbuka tetap tidak bisa keluar. Setelah diberi tikus baru berani megang boa lagi. Makin sering dipegang ular makin jinak, makin jarang dipegang ular semakin liar. Umur setahun panjang boa sudah semeter. Kata yang jual paling panjang boa cuma satu setengah meter tapi diameternya yang membesar.

Ketika boa sudah satu meter adekku membeli ular lagi jenis dipong dengan panjang sejengkal. Lurik ular cukup cantik seperti batik tapi susah sekali merawatnya. Seminggu dipelihara dipong stres tidak mau makan. Seminggu kemudian sudah mau makan tapi selalu bersembunyi tidak mau dipegang. Boa jika dilepas mau berjalan-jalan dirumah walau akhirnya bersembunyi ditempat yang gelap. Dipong sama sekali tidak mau bergerak, tidak mau membelit ditangan, ya sudah jadinya dipong di dalam akuarium terus. Boa yang sering diajak JJS :)